Masih tak sempurna dan tak akan sempurna, tapi “insyaallah” bisa menyempurnakan diri.

Minggu, 26 Februari 2012

SECRET


Bertemu dengannya adalah mukjizat yang sangat hebat di berikan tuhan untukku. Tapi jika aku bertemu lagi dengannya apa aku akan bahagia seperti dulu? namun tanpaku pungkiri aku sangat merindukan saat-saat bersamanya tertawa dalam duka kehidupan menguras pikiran dengan bermain catur yang mengasikkan. Entahlah kearah mana nanti jalan yang akan kutempuh, sungguh banyak teka-teki kehidupan yang harusku jawab dengan waktu yang singkat. Tapi biarpun ada seribu jalan yang ada di depanku, aku hanya menginginkan satu ujung jalan yaitu bahagia.
                                                        
Dengan perlahan ku arungi jalan ini, jalan yang di penuhi liku, kerikil kecil namun menyakitkan dan kadang tersesat di pertigaan jalan. Aku hanya dapat melangkah langkah demi langkah. Masih ada harapan di benakku untuk mengulangi waktu bersamanya. Pada saat aku mencuri-curi pandang hanya untuk melihatnya, mencuri-curi kesempatan untuk dekat dengannya entah dirinya tahu atau berpura- pura tak tahu akan isi hatiku yang sebenarnya.

Tidak hanya perasaan yang ku pendap darinya dalam hidupku yang selalu mengusik jiwaku. Namun persahabatan yang sejati tak pernah kudapatkan, hanyalah persahabatan dengan rasa egois, kebenciaan dan kepura-puraan yang ada.

Ditetesan air mataku yang jatuh dan membasahi pipiku karena ulahnya yang selalu menutup mata akan kehadiran diriku. Ada saja sosok yang menghiburku dengan canda tawa dan kegimbaraan, tapi aku seorang manusia yang bodoh karena tak bisa melupakan seseorang yang membuat diriku bimbang atas perasaan ini walaupun jelas di depan mata Nampak orang lain yang dapat memberiku kegimbaraan dalam kehidupan. Aku masih harus melanjutkan langkahku tanpa kehadiran orang yang ingin ia berada di sampingku bukan orang yang hanya menyusahkanku dalam setiap langkahku.

Kusandarkan dagu ini ke tumpuhan tangan tanda ku lelah. Aku tak paham akan semua hal yang terjadi di setiap langkah-langkah ku dengan diiringi keraguan, pertemuan dengan hal-hal yang membuatku menangis, kecewa dan kebingungan yang selalu manghampiri walau ku sudah  berlari dan menghindar mereka tetap saja mengejar dan menghampiriku. Lalu apa yang harus ku lakukan ?

Aku sekarang dan aku yang dulu sangatlah berbeda, hingga aku merasa diriku yang dulu tlah mati karena sifatku, kelakuanku, wajahku berbeda 180° kadang ku menangis di tengah-tengah tembok yang menyembunyikanku dari dunia yang kejam. Aku ingin menjadi dan kembali jadi diriku yang sebenarnya, aku ingin kembali ke tempatku yang sebenarnya dan aku ingin kembali ke orang-orang yang membuatku selalu tersenyum dan gembira dengan suasana yang hangat bersamanya.

Ketika ku pandangi cermin yang memantulkan bayangan mata yang indah, aku melihat mata yang menganyutkan diriku dengan pandannya bahwa mata itu membuatku bertanya akan sosok orang yang mempunyai mata ini.

Entahlah apa akhir dari semua ini tapi cerita ini di mulai dari suatu hal yang membuat hati menjadi bersayap lalu terbayang ke laut ketujuh, membuat jantung berdetak dengan secepat jalanya mobil balam dan kadang berdetak bagai jalannya siput ketika berhadapan atau memikirkannya.
Suatu pertemuan yang aneh namun memberikan kesan berarti di salah satu ruang hati ini , ketika dirinya memberikan senyuman kecil nan indah yang menghanyutkan diriku saat berhadapan tuk pertama kalinya namun setelah berkenalan ia hanya memberiku sifat dingin tanda tak acuh akan semua hal yang kulakukan. Dengan sifat bodoh aku masih saja berharap ingin merasakan senyum yang ia berikan padaku saat pertama  kali bertemu, aku hanya membalas sifatnya yang dingin dengan sebagai teman-teman yang lain. Namun kadang aku mencari-cari informasi mengenai dirinya dengan teman-teman yang lain dan membuat teman-temanku curiga akan sifatku yang satu ini dan kadang muncul di benak mereka hingga mereka mengunggapkan padaku bahwa apa aku menyukai dia. Aku hanya menjawab “tidak aku tidak suka” dengan ucapanku itu aku langsung mengalihkan ketopik pembicaraan yang lain agar mereka tak curiga terhadapku.

Aku tak pernah ingin mengungkapkan perasaanku ini karena sesungguhnya aku masih ragu akan perasaan yang ku rasakan.

Hari demi hari ku jalani bersamanya di masa sekolah walaupun hanya Selama dua tahun aku dapat bersekolah bersamanya namun banyak kenangan yang berkesan di pikiran dan hatiku hingga ku tak dapat melupakan kenangan ini walaupun aku berusaha untuk melupakannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar