Bertemu
dengannya adalah mukjizat yang sangat hebat di berikan tuhan untukku. Tapi jika
aku bertemu lagi dengannya apa aku akan bahagia seperti dulu? namun tanpaku
pungkiri aku sangat merindukan saat-saat bersamanya tertawa dalam duka
kehidupan menguras pikiran dengan bermain catur yang mengasikkan. Entahlah
kearah mana nanti jalan yang akan kutempuh, sungguh banyak teka-teki kehidupan
yang harusku jawab dengan waktu yang singkat. Tapi biarpun ada seribu jalan
yang ada di depanku, aku hanya menginginkan satu ujung jalan yaitu bahagia.
Dengan
perlahan ku arungi jalan ini, jalan yang di penuhi liku, kerikil kecil namun
menyakitkan dan kadang tersesat di pertigaan jalan. Aku hanya dapat melangkah
langkah demi langkah. Masih ada harapan di benakku untuk mengulangi waktu
bersamanya. Pada saat aku mencuri-curi pandang hanya untuk melihatnya,
mencuri-curi kesempatan untuk dekat dengannya entah dirinya tahu atau berpura-
pura tak tahu akan isi hatiku yang sebenarnya.
Tidak
hanya perasaan yang ku pendap darinya dalam hidupku yang selalu mengusik
jiwaku. Namun persahabatan yang sejati tak pernah kudapatkan, hanyalah
persahabatan dengan rasa egois, kebenciaan dan kepura-puraan yang ada.
Ditetesan
air mataku yang jatuh dan membasahi pipiku karena ulahnya yang selalu menutup
mata akan kehadiran diriku. Ada saja sosok yang menghiburku dengan canda tawa
dan kegimbaraan, tapi aku seorang manusia yang bodoh karena tak bisa melupakan
seseorang yang membuat diriku bimbang atas perasaan ini walaupun jelas di depan
mata Nampak orang lain yang dapat memberiku kegimbaraan dalam kehidupan. Aku
masih harus melanjutkan langkahku tanpa kehadiran orang yang ingin ia berada di
sampingku bukan orang yang hanya menyusahkanku dalam setiap langkahku.
Kusandarkan
dagu ini ke tumpuhan tangan tanda ku lelah. Aku tak paham akan semua hal yang
terjadi di setiap langkah-langkah ku dengan diiringi keraguan, pertemuan dengan
hal-hal yang membuatku menangis, kecewa dan kebingungan yang selalu manghampiri
walau ku sudah berlari dan menghindar
mereka tetap saja mengejar dan menghampiriku. Lalu apa yang harus ku lakukan ?
Aku
sekarang dan aku yang dulu sangatlah berbeda, hingga aku merasa diriku yang
dulu tlah mati karena sifatku, kelakuanku, wajahku berbeda 180° kadang ku menangis di tengah-tengah
tembok yang menyembunyikanku dari dunia yang kejam. Aku ingin menjadi dan
kembali jadi diriku yang sebenarnya, aku ingin kembali ke tempatku yang
sebenarnya dan aku ingin kembali ke orang-orang yang membuatku selalu tersenyum
dan gembira dengan suasana yang hangat bersamanya.
Ketika
ku pandangi cermin yang memantulkan bayangan mata yang indah, aku melihat mata
yang menganyutkan diriku dengan pandannya bahwa mata itu membuatku bertanya
akan sosok orang yang mempunyai mata ini.
Entahlah
apa akhir dari semua ini tapi cerita ini di mulai dari suatu hal yang membuat
hati menjadi bersayap lalu terbayang ke laut ketujuh, membuat jantung berdetak
dengan secepat jalanya mobil balam dan kadang berdetak bagai jalannya siput
ketika berhadapan atau memikirkannya.
Suatu
pertemuan yang aneh namun memberikan kesan berarti di salah satu ruang hati ini
, ketika dirinya memberikan senyuman kecil nan indah yang menghanyutkan diriku
saat berhadapan tuk pertama kalinya namun setelah berkenalan ia hanya memberiku
sifat dingin tanda tak acuh akan semua hal yang kulakukan. Dengan sifat bodoh
aku masih saja berharap ingin merasakan senyum yang ia berikan padaku saat
pertama kali bertemu, aku hanya membalas
sifatnya yang dingin dengan sebagai teman-teman yang lain. Namun kadang aku
mencari-cari informasi mengenai dirinya dengan teman-teman yang lain dan
membuat teman-temanku curiga akan sifatku yang satu ini dan kadang muncul di
benak mereka hingga mereka mengunggapkan padaku bahwa apa aku menyukai dia. Aku
hanya menjawab “tidak aku tidak suka” dengan ucapanku itu aku langsung
mengalihkan ketopik pembicaraan yang lain agar mereka tak curiga terhadapku.
Aku
tak pernah ingin mengungkapkan perasaanku ini karena sesungguhnya aku masih
ragu akan perasaan yang ku rasakan.
Hari
demi hari ku jalani bersamanya di masa sekolah walaupun hanya Selama dua tahun
aku dapat bersekolah bersamanya namun banyak kenangan yang berkesan di pikiran
dan hatiku hingga ku tak dapat melupakan kenangan ini walaupun aku berusaha
untuk melupakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar