Masih tak sempurna dan tak akan sempurna, tapi “insyaallah” bisa menyempurnakan diri.

Sabtu, 09 Juni 2012

Cerpen "Sebuah Kesalahan"

Karya: Firah_ff

Hari ini seperti biasanya aku akan berangkat ke kantor. Di kantor aku telah disambut oleh gerombolan pekerjaan yang harus ku selesaikan dan membuat hari ini menjadikan ku lelah tapi tak masalah karena dengan ini aku bisa melupakan sebentar mengenai masa laluku.
Sepulang kantor aku menyempatkan diri untuk pergi ke salah satu toko buku yang cukup terkenal di kota ini. Dengan berjalan pelan diantara buku-buku yang tersusun rapi di rak buku. Akhirnya aku menemukan novel yang sejak tadi kuincar.
%%%
Awan mendung ditemani beberapa tetes air dari awan hitam, hingga membuat petang ini datang dengan hujan lebat. Disini di halte bus aku menunggu datangnya bus yang mengantarku pulang ke rumah, dengan ditemani banyak orang yang tak kukenal dan senasip denganku untuk menunggu datangnya bus.
Hujan mulai memercikan tetesan airnya pada kakiku dan kebosanan mulai menghapiriku. Aku mencoba menghilangkan rasa bosan ini, dengan mengambil novel yang tadi kubeli. Perlahan aku membuka lembar demi lembar novel ini dan membuatku larut akan cerita yang dibawakan novel ini, hingga ku tak memikirkan sekitar. Sepertinya suara bus telah terdengar, tapi aku masih asyik membaca novel.
“Nita, kamu masih ingat aku Nit teman kuliah kamu Heri?” Aku menoleh kearah suara itu, sudah lama kami tak bertemu orang dari masa laluku dan membuatku tak mau mengingat masa lalu. Aku tak membencinya tapi sikapnya yang membuatku tersenyum tapi kadang membuatku kesal hingga membuatku menyukainya lebih dari seorang sahabat. Aku tak tahu harus berbuat apa dan mendiam membisu. Bus yang ku tunggu sejak awal berhenti dan membuka pintunya, aku langsung saja masuk tanpa menanggapi perkataan orang dari masa laluku itu. Ia masih terlihat berdiri dan melihat kearah bus yang sedang melaju ini.
%%%
Dua tahun berlalu dan aku tak pernah lagi bertemu dengannya. Namun tidak untuk hari ini, ada seorang karyawan baru yang masuk ke kantorku dan benar saja dialah Heri orang dari masa laluku. dan bekerja bersamaku.
Lambat laun aku dan Heri kembali bekerja dan berjuang menggapi mimpi bersama. Sekarang aku pun mengenal perasaanku sendiri mengenai masa depan dan masa sekarang dan mungkin menjadi masa depanku, yaitu Heri sahabat terbaikku, aku tahu bahwa ini bukanlah rasa suka hanyalah rasa kagum akan sosok sahabat yang terbaik dan sahabat yang kuhindari karena perasaan yang salah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar